1. Pengertian LTE (Long Term Evolution)
3GPP LTE (Long Term Evolution) adalah nama
yang diberikan untuk standar teknologi komunikasi
baru yang berkembang oleh 3GPP untuk mengatasi
peningkatan permintaan kebutuhan akan layanan
komunikasi. LTE juga merupakan lanjutan dari evolusi 2G dan 3G sistem dan juga untuk
menyediakan layanan tingkat kualitas yang sama
dengan jaringan wired. Kemampuan dan
keunggulan dari LTE (Long Term Evolution)
terhadap teknologi sebelumnya selain dari
kecepatan dalam transfer data tetapi karena LTE
(Long Term Evolution) dapat memberikan coverage
dan kapasitas layanan yang lebih besar, mengurangi
biaya dalam operasional, mendukung penggunaan
multiple-anntena, fleksibel dalam penggunaan
bandwidth operasi dan juga dapat terhubung atau
terintegrasi dengan teknologi yang sudah ada.
2. Konsep Dasar LTE (Long Term Evolution)
LTE dipasarkan sebagai 4G. Sebelum 4G,
HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access)
yang kadang kala disebut sebagai teknologi 3,5G
telah dikembangkan oleh WCDMA sama seperti
EV-DO mengembangkan CDMA2000. LTE
dibangun dengan tujuan untuk peningkatan
efisiensi, penigkatan layanan, pemanfaatan
spektrum lain dan integrasi yang lebih baik. Hasil
LTE ini adalah berupa evolusi release 8 dari UMTS
standard termasuk modifikasi dari sistem UMTS.
Dengan kapasitas jaringan yang lebih besar,
kecepatan data mencapai minimal 100 Mbps untuk
setiap node, handover yang baik, kemampuan
integrasi dengan berbagai jaringan yang ada,
transfer data dengan kualitas terbaik.
3. Arsitektur 4G LTE
Arsitektur LTE dikenal dengan suatu istilah
SAE (System Architecture Evolution) yang
menggambarkan suatu evolusi arsitektur dibandingkan dengan teknologi sebelumnya. Secara
keseluruhan LTE mengadopsi teknologi EPS
(Evolved Packet System). Didalamnya terdapat tiga
komponen penting yaitu UE (User Equipment), EUTRAN (Evolved UMTS Terrestial Radio Access
Network), dan EPC (Evolved Packet Core).
Arsitektur LTE terdiri atas dua bagian utama yakni
LTE itu sendiri yang dikenal juga sebagai EUTRAN (Evolved UMTS terrestrial radio access
network) dan SAE (System Architecture Evolution).
4. Parameter Performansi 4G LTE
a) RSRP (Reference Signal Received Power)
Power dari sinyal referensi merupakan sinyal
LTE power yang diterima oleh user dalam
frekuensi tertentu, semakin jauh jarak antara site
dan user, maka semakin kecil pula RSRP yang
diterima oleh user. RS merupakan Reference Signal
atau RSRP di tiap titik jangkauan coverage. User
yang berada di luar jangkauan maka tidak akan
mendapatkan layanan LTE.
b) SINR (Signal to Noise Ratio)
SINR (Signal Interference to Noise Ratio)
merupakan rasio perbandingan kuat sinyal antara
sinyal utama yang dipancarkan dengan interferensi dibanding noise background yang timbul
(tercampur dengan sinyal utama). Dalam arti rasio
yang antara rata-rata power diterima dengan ratarata interferensi dan noise. Minimum RSRP dan
SINR yang sesuai tergantung dengan bandwidth
frekuensinya
c) RSRQ (Reference Signal Received Quality)
RSRQ (Reference Signal Receive Quality)
merupakan kualitas sinyal yang diterima UE. Rasio
antara RSRP dan wideband power. RSRQ juga
dipengaruhi oleh sinyal, noise dan interference
yang diterima UE. Satuan RSRQ adalah dB dan
nilainya selalu negatif (karena nilai RSSI selalu
lebih besar dibandingkan dengan N x RSRP).
RSRQ membantu sistem dalam proses handover di
mana RSRQ dapat meranking performansi kandidat
sel dalam proses cell selection-reselection dan
handover berdasarkan kualitas sinyal yang
diterima.
Network KPI (Key Performance Indicator),
terkait indikator network yang ditargetkan
seperti accessibility, retainability, mobility,
traffic growth dan congestion
Sumber :
ANALISIS PENGUKURAN PERFORMANSI JARINGAN 4G LTE TELKOMSEL DALAM EVENT
GAME MOBILE LEGENDS: BANG-BANG DI PONTIANAK
Vera Desi Ramadianty1
), Dasril2
), Fitri Imansyah3
)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura,
Jln. Prof.H.Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia
No comments:
Post a Comment